Untuk
lebih memahami tentang hakikat suatu drama perlu diketahui perbedaan
secara mendalam antara prosa, fiksi, dan puisi. Berikut merupakan
perbedaan antara drama dengan jenis karya sastra yang lainnya.
1. Drama mempunyai tiga dimensi
,yakni dimensi sastra, gerakan, dan ujaran. Oleh sebab itu naskah drama
tidak disusun khusus untuk dibaca sebagaimana dengan novel atau cerita
pendek, tetapi lebih dari itu, dalam penciptaan naskah drama
dipertimbangkan kemungkinan naskah itu dapat diterjemahkan ke dalam
penglihatan, suara, dan gerak laku. Bila sebuah naskah drama dinikmati
sebaagai sebuah karya tulis, maka sewaktu membacanya imajinasi pembaca
mengarah juga kepada situasi penglihatan suara, dan gerakan fisik para
pemainnya, karena semuanya digambarkan atau tergambar dengan jelas di
dalam naskah
2. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di
bandingkan dengan karya sastra lain. Hal ini di sebabkan, drama dengan
segala peristiwa yang di tampilkan langsung dapat dilihat dengan
penonton. Suatu tindakan kekerasan atau perkosaan yang langsung dilihat
oleh mata memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan
dengan kalau peristiwa itu berlangsung dalam imajinasi. Pengaruh itu
lebih menjadi kuat bila para pemain dan tatanan panggungnya demikian
sempurnanya
3. Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat
dibandingkan dengan membaca novel. Hal ini di sebabkan oleh konsentrasi
dan intensitasi emosi yang tercipta karna melihat dan mendengar
langsung peristiwa-peristiwa itu terjadi.
4. Drama disusun dengan suatu keterbasan. Ia dibatasi oleh dua konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi.
Kedua konvensi ini ada karna mempertimbangkan bahwa kemungkinan daya
mampu mengikuti pementasan. Betapapun menariknya sebuah pementasan, ia
dapat menjadi tidak menarik bila berlangsung dalam waktu yang panjang.
Di samping itu daya tahan fisik dan mental penonton juga berbeda-beda,
sehingga di pertimbangkan jumlah waktu yang kira-kira secara umum masih
dapat diikuti secara baik. Oleh sebab itulah intensitas dan konsentrsi
itu merupakan kekhususan drama.
5. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara fisik. Salah satu keterbatasan drama secara fisik kalau dibandingkan dengan karya sastra yang lain
adalah: drama hanya menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan semata.
Hal itu disebabkan drama dilakonkan oleh manusia. Drama tidak dapat
mempertunjukkan tentang peristiwa kehidupan singa di hutan belantara,
tentang malaikat di surga, atau tantang kehidupan dibawah permukaan
laut. Memang mungkin memberikan gambaran tentang latar belakang alam
dengan menggunakan layar atau dekorasi yang lain. Tetapi alam tidak
hidup,laut tidak bergelombang,pohon nyiur tidak melambai.
6. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material.
Di dalam novel,cerpen atau puisi banyak hal yang dapat digunakan
sebagai objek material: bahkan dalam film pun banyak yang dapat
dimafaatkan dengan menggunakan trick photography,tetapi hal itutidak
dapat dilakukan di atas panggung. Sedikit sekali keajaiban dan bencana
besar yang dapat dituangkan kedalam drama. Juga harus diingat bahwa
tidak semua yang dapat dimasukan kedalam pementasan dapat dilakukan
dengan meyakinkan.
7. Drama dapat memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi kepentasan.
Tidaklah pantas bila diatas pentas dipertunjukan peristiwa perkelahian
yang dapat membuat penonton shock. Bila dalam novel bisa saja
digambarkan adegan seks atau pelaku yang bugil, tetapi diatas panggung
hal itu mustahil dapat dilakukan. Mengesploitasi nafsu birahi semacam
itu dipentas yang dianggap perbuatan jorok, dan dapat menghancurkan
nilai sebuah drama atau pertunjukan.
8. Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan intelegensi rata-rata penonton.
Manusia mempunyai keterbatasan dalam menyerap dan memahami suatu yang
didengarnya buat pertama kali. Bila dalam membaca novel atau puisi ia
dapat saja membaca berkali-kali, atau bertanya kepada orang lain
mengenai arti sebuah kata yang sama sekali baru baginya, atau dapat pula
dilakukan dengan membuka kamus atau ensiklopedia.
9. Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas. Hal ini berhubungan dengan sifat drama yang mementingkan intensitas dan konsentrasi.
No comments:
Post a Comment